Kamis, 30 Oktober 2014

Pangaea dan Gondwana

BAHAN AJAR  (MATERI AJAR)

1.   Teori Terbentuknya Bumi
Banyak ilmuwan yang percaya bahwa Bumi terbentuk bersamaan dengan terbentuknya Tata Surya. Umur Bumi diperkirakan sekitar 4,5 Milyar tahun,. Sistim Tata surya kita berasal dari spiral awan nebula (awan gas dan debu batuan dan metalik) yang sangat besar. Matahari terbentuk dari bagian tengah awan nebula. Pada saat awan ini berputar mengelilingi Matahari, awan ini secara perlahan  menjadi rata. Beberapa bagian dari awan ini berputar seperti pusaran arus.
Gas dan debu yang berada di sekitar pusaran ini ikut bergabung. Kumpulan dari gas dan debu ini semakin tumbuh besar dengan menarik berbagai partikel-partikel yang berada di dekatnya. Secara lambat laun kumpulan berbagai partikel yang berputar ini membentuk planet-planet yang mengelilingi Matahari.
Salah satu teori menyebutkan bahwa Bumi pada awalnya berupa gas kemudian berubah menjadi cairan dan akhirnya menjadi lebih dingin sehingga kerak Bumi ( kulit luar ) menjadi padat mengeras. Banyak ilmuwan yang mendukung teori bahwa awan Nebula yang membentuk Tata Surya kita berasal dari ledakan sebuah bintang.
Bumi yang terbentuk berupa materi padat tanpa air dan dikelilingi awan gas. Radiasi berbagai material dan meningkatnya tekanan di dalam Bumi secara bertahap menghasilkan panas yang sanggup mencairkan bagian dalam Bumi. Berbagai material berat seperti besi menjadi tenggelam, sedangkan material ringan seperti Silika ( batuan yang terdiri dari silikon dan oksigen ) muncul ke permukaan Bumi dan membentuk lapisan keras kulit Bumi yang pertama.
Panasnya perut Bumi juga menyebabkan zat-zat kimia di dalam Bumi muncul ke permukaan. Beberapa zat kimia membentuk air, dan ada juga yang menjadi gas-gas yang membentuk atmosfere. Selama lebih dari jutaan tahun secara perlahan-lahan air terkumpul di tempat-tempat yang rendah dan membentuk lautan. Daratan berkembang di Bumi, air hujan dan sungai melarutkan garam dan berbagai subtansi dalam batuan dan membawanya ke lautan, sehingga membuat lautan menjadi asin.











2. Terbentuknya Benua-Benua di Bumi
Teori-teori terbentuknya benua menurut Alfred Lother Wegener disebut teori apungan dan pergeseran benua. A.L Wegener mengungkapkan teori tersebut pada tahun 1912 dihadapan perhimpunan ahli geologi di Jerman.
http://www.merbabu.com/artikel/images/benua.jpg Titik tolak tori Wegener adalah sebagai berikut :
1 Adanya persamaan antara garis kontur pantai timur Benua Amerika Utara dan Selatan dengan garis kontur pantai barat Eropa dan Afrika. Kedua garis yang sama tersebut, dahulu adalah daratan yang berimpitan. Itulah sebabnya formasi geologi di bagian-bagian yang bertemu itu sama. Keadaan ini telah dibuktikan kebenarannya. Formasi geologi di sepanjang Pantai Afrika Barat sama dengan yang ada di Pantai Timur Amerika
2.  Daerah Greenland sekarang bergerak menjauhi daratan Eropa dengan kecepatan 36 meter setiap tahun, sedangkan kepulauan madagaskar menjauhi Afrika Selatan dengan kecepatan 9 meter setiap tahun.


Menurut Wegener, benua-benua sekarang ini dahulu merupakan satu benua yang disebut pangea. Sekitar 200 juta tahun yang lalu benua ini terbelah menjadi dua yakni Gondwanadan Laurasia. Gondwana kemudian terbelah membentuk benua Afrika,  Antartika, Australia, Amerika Selatan, dan sub benua India. Sedangkan Laurasia terbelah menjadi Eurasia dan Amerika Utara. Pada saat benua ini terbelah-belah beberapa samudera baru muncul di sela-selanya. Diperlukan waktu berjuta-juta tahun untuk membentuk posisi daratan yang seperti sekarang ini.

2.   Struktur Perlapisan Bumi
a.      Kerak Bumi (Litosfer) yaitu bagian litosfer paling atas, seperti kulit ari pada kulit manusia yang merupakan lapisan kerak bumi yang tipis. Lapisan kerak bumi terdiri dari dua bagian yaitu :
1)      Kerak Benua mempunyai ketebalan sekitar 40 Km. Kerak bumi mempunyai ketebalan tidak sama di setiap tempat. Di bawah benua, kerak bumi rata-rata setebal 30 Km, sedangkan di bawah samudera hanya sekitar 5-7 Km tebalnya.
2)      Kerak Samudera mempunyai ketebalan sekitar 10 Km. Lapisan atas kerak samudera adalah sedimen yang tebalnya mencapai 80 meter. Kerak samudera yang terus dibentuk oleh letusan gunung berapi sepanjang celah-celah di bawah laut disebut pematang tengah samudera dan umurnya kurang dari 200 juta tahun. Secara geologis umur tersebut masih muda ika dibandingkan dengan kerak benua yang berumur 3,8 miliar tahun.
b.      Mantel Bagian Atas (Upper Mantle) dibawah kerak bumi pada ketebalan 400 Km, terdapat selubung atas yang dicirikan oleh sebaran gelombang gempa rendah. Selubung atas ini sering disebut sebaai Asthenosfera
c.       Mantel Bawah (Lower Mantle)  berada pada kedalaman 1.000-2.900 Km. Dicirikan dengan kecepatan gelombang gempa yang relative sebanding dengan bertambahnya kedalaman. Tersusun oleh oksida besi padat, Mg, SiO2.
d.      Inti Bumi (Core)  terbagi menjadi dua yaitu inti bumi luar (Liquid iron core) dan inti bumi dalam (Solid iron core) . Inti bumi luar berada pada kedalaman 2.900-5.100 Km dan inti dalam bumi antara 5.100-6.371 KM. Inti luar bumi terdiri atas besi dan sejumlah silikat, sulfur dan oksigen. Inti bagian dalam terdiri atas besi padat

4. Pergerakan Lempeng
a. Konvergen atau Subduction (saling bertumbukan)
Konvergensi, yaitu gerakan saling bertumbukan antarlempeng tektonik. Tumbukan antarlempeng tektonik dapat berupa tumbukan antara lempeng benua dengan benua atau antara lempeng benua dengan lempeng dasar samudera. Zone atau tempat terjadinya tumbukan antara lempeng tektonik benua dengan benua disebut Zone Konvergen. Contohnya tumbukan antara lempeng India dengan lempeng Benua Eurasia yang menghasilkan terbentuknya pegunungan lipatan muda Himalaya yang merupakan pegunungan tertinggi di dunia dengan puncak tertingginya, yaitu Mount Everest.
Zone berupa jalur tumbukan antarlempeng benua dengan lempeng dasar samudera, disebut Zone Subduksi atau zone tunjam, contohnya tumbukan antara lempeng benua Amerika dengan lempeng dasar Samudera Pasifik yang menghasilkan terbentuknya Pegunungan Rocky dan Pegunungan Andes. Fenomana yang dihasilkannya:
1) lempeng samudera menghujam ke bawah lempeng benua;
2) terbentuk palung laut di tempat tumbukan tersebut;
3) pembengkakan tepi lempeng benua yang merupakan deretan pegunungan;
4) terdapat aktivitas vulkanisme, intrusi dan ekstrusi;
5) daerah hiposentra gempa dangkal dan dalam;
6) penghancuran lempeng akibat pergesekan lempeng;
7) timbunan sedimen campuran atau melange.
b. Divergen (Saling Menjauh)
Divergensi yaitu gerakan saling menjauh antarlempeng tektonik contohnya gerakan saling menjauh antara lempeng Afrika dengan Amerika bagian selatan. Zone berupa jalur tempat berpisahnya lempeng-lempeng tektonik disebut Zone Divergen (zone sebar pisah). Fenomena yang terjadi, sebagai berikut:
1) Perenggangan lempeng yang disertai pertumbukan kedua tepinya.
2) Pembentukan tanggul dasar samudera (med ocean ridge) di sepanjang tempat perenggangan
    lempeng-lempeng tersebut.
3) Aktivitas vulkanisme laut dalam yang menghasilkan lava basa berstruktur bantal (lava bantal)
    dan hamparan leleran lava encer, dan Aktivitas gempa.
c. Transform Fault (Saling berpapasan atau pergeseran mendatar)
Sesar mendatar (Transform), yaitu gerakan saling bergesekan (berlawanan arah) antarlempeng tektonik. Contohnya, gesekan antara lempeng Samudera Pasifik dengan lempeng daratan Amerika Utara yang mengakibatkan terbentuknya Sesar San Andreas yang membentang sepanjang kurang lebih 1.200 km dari San Francisco di utara sampai Los Angeles di selatan Amerika Serikat. Zone berupa jalur tempat bergesekan lempeng-lempeng tektonik disebut Zone Sesar Mendatar (Zone Transform). Bentukan alam yang dihasilkan antara lain patahan atau sesar mendatar. Gerak patahan atau sesar ini dapat menimbulkan gempa bumi. Contoh: Sesar Sam Andreas di California.
5. Persebaran Gunung Api di Indonesia
Di Indonesia terdapat 400 gunung berapi, tetapi yang masih aktif kira-kira 80 gunung saja. Gunung-gunung tersebut digolongkan atas tiga barisan, yaitu :
(1)      Sumatera - Jawa - Nusa Tenggara –
            sekitar Laut Banda.
(2)      Halmahera dan pulau-pulau di
            sebelah baratnya.
(3)      Sulawesi Utara - Pulau Sangihe –
            Pulau Mindanao.
Ada tiga sistem pokok persebaran pegunungan yang bertemu di Indonesia, yaitu sistem Sunda, sistem Busur Tepi Asia dan sistem Sirkum Australia.
1)    Sistem Sunda
Sistem ini dimulai dari Arakan Yoma di Myanmar sampai ke Kepulauan Banda di Maluku dengan panjang kurang lebih 7.000 km yang terdiri dari lima busur pegu-nungan, yaitu :
(1)   Busur Arakan Yoma, terpusatdi Shan (Myanmar).
(2)   Busur Andaman Nicobar, terpusat di Mergui.
(3)   Busur Sumatera – Jawa, terpusat di Anambas.
(4)   Busur Kepulauan Nusa Tenggare, terpusat di Flores.
(5)   Busur Banda, terpusat Banda.
Secara umum, sistem Sunda terbagi atas dua busur, yakni busur dalam vulkanis dan busur luar tidak vulkanis yang terletak di bawah permukaan laut.
2) Sistem Busur Tepi Asia
Sistem ini dimulai dari Kamsyatku melalui Jepang, Filipina, Kalimantan dan Sulawe-si. Di Filipina, busur tepi Asia bercabang menjadi tiga, yaitu :
(1)   Cabang pertama dimulai dari Pulau Luzon melalui Pulau Samar ke Mindanao
        dan Kepulauan Sulu ke Kalimantan Utara.
(2)   Cabang kedua dimulai dari Pulau Samar ke Mindanao dan Sangihe ke Sula-
        wesi.
(3)   Cabang ketiga dimulai dari Pulau Luzon melalui Pulau Palawan ke Kaliman-
        tan Utara.
2)      Sistem Sirkum Australia
Sistem ini berasal dari Selandia Baru melalui Kaledonia Baru ke Irian (Papua). Ba-gian utara sistem pegunungan ini bercabang dua sebagai berikut :
(1)   Dari Pulau Bismarck melalui pegunungan tepi utara Papua sampai ke kepala
        burung menuju Halmahera.
(2)   Dari ekor Pulau Irian (Papua) melaui bagian tengah sampai ke Pegunungan
        Charleslois di sebalah barat.
Ketiga pegunungan ini bertemu di sekitar Kepulauan Sulu dan Banggai. Indonesia a-dalah daerah pertemuan rangkaian Mediterania dan rangkaian Sirkum Pasifik dengan proses pembentukan pegunungan yang masih berlangsung. Oleh sebab itu, Indonesia banyak terjadi gempa bumi.

Info : 7 Lempeng terbesar di dunia : Lempeng Eurasia,Lempeng Amerika Utara, Lempeng Amerika Selatan, Lempeng Afrika, Lempeng Indo-Australia, Lempeng Pasifik, Lempeng Antartika
Lempeng kecil (minor) : Lempeng Filipina, Lempeng Juan de Fuca,Lempeng Coco, Lempeng
                           Karibia, Lempeng Nazca, Lempeng Skotia, Lempeng Arabia
Lempeng terbentuk karena adanya gerakan konveksi di mantel bumi tepatnya di bagian magma cair/astenosfer. Gerak konveksi ini menyebabkan lapisan kerak/litosfer menjadi retak dan pecah, pecahan-pecahan tersebut disebut lempeng


 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar